Teknologi ini mungkin terlihat janggal untuk kita buat. Namun para peneliti di America sedang gencar-gencarnya mengembangkan teknologi ini. Jika saat ini kita beranggapan bahwa pikiran adalah tempat yang
paling aman untuk menyembunyikan sesuatu, maka dalam waktu dekat hal itu
akan berubah.
Para ahli saraf dari Universitas Barkeley California mengatakan,
mereka menciptakan sebuah helm yang bisa bekerja layaknya otak manusia. Sistem yang bekerja di alat tersebut mendengarkan perkataan dan
pemikiran di dalam diri seseorang melalui suara yang timbul ketika
seorang manusia melakukan hal tersebut. Jadi alat ini mengikuti apa yang
dikerjakan otak manusia. Para tim peneliti membuat algoritma untuk mengidentifikasi aktifitas
otak seperti ketika seseorang mendengarkan orang lain berbicara. Lalu
kemudian, alat itu mengkomparasikan dengan aktivitas otak dan di saat
bersamaan sesorang mengeluarkan "inner voice".
Selain Helm pembaca pikiran Ilmumawan America juga mengembangkan suatu alat yang bernama Decorder untuk membaca pikiran. Gelombang suara yang diklaim dapat mengaktifkan neuron tertentu dan memungkinkan otak untuk menafsirkan suara sebagai kata-kata. Bahkan dengan sebuah algoritma yang diciptakan para ilmuwan, memungkinkan orang lain mendengar apa yang telah dipikirkan oleh orang lain dalam otaknya.
Untuk mempelajari bagaimana menerjemahkan pikiran orang, para
peneliti dari University of California di AS melihat aktivitas otak dari
tujuh orang yang menjalani operasi epilepsi. Para peserta diminta untuk
pertama membacakan teks yang ada pada sepotong kertas, kemudian
membacanya diam-diam di kepala mereka. Decorder yang telah
ditanamkan akan bekerja dengan membaca aktivitas otak pasien dan akan
menerjemahkan beberapa kata-kata yang dilakukan para relawan yang sedang
berpikir.
Selain membaca pikiran, para ilmuwan juga mengembangkan alat pengendali pikiran jarak jauh. Peneliti Massachusetts Institute of Technology (MIT) menciptakan
perangkat elektronik yang mampu mengendalikan pikiran. Perangkat yang
dipasang di kepala seperti sebuah helm ini telah diuji cobakan kepada
tikus. Perangkat pengendali pikiran tersebut terdiri atas dua papan
sirkuit dan sebuah antena. Ketika diuji cobakan kepada tikus, peneliti
bisa mengendalikan perilaku binatang dari jarak jauh hanya menggunakan
cahaya.Untuk mengendalikan pikiran, peneliti menelaah protein khusus dan
sel saraf yang sensitif terhadap rangsangan cahaya. Protein akan
membuka ketika terpapar cahaya sehingga memungkinkan ion masuk ke dalam
sel saraf.
Dengan menempelkan protein pada titik yang tepat, peneliti bisa menghidupkan bagian otak tertentu. Teknik ini memungkinkan peneliti membangkitkan perilaku seksual atau agresivitas, yang membuat binatang berjalan melingkar.Perangkat pengendali pikiran ini tidak menggunakan baterai sebagai sumber energi namun memanfaatkan medan magnet untuk menginduksi antena yang menempel di kepala tikus.Induksi magnetik inilah yang memberi tenaga bagi 16 LED yang diletakkan di helm. Cahaya dari LED ini cukup untuk mengendalikan neuron tertentu pada otak tikus.
Dengan menempelkan protein pada titik yang tepat, peneliti bisa menghidupkan bagian otak tertentu. Teknik ini memungkinkan peneliti membangkitkan perilaku seksual atau agresivitas, yang membuat binatang berjalan melingkar.Perangkat pengendali pikiran ini tidak menggunakan baterai sebagai sumber energi namun memanfaatkan medan magnet untuk menginduksi antena yang menempel di kepala tikus.Induksi magnetik inilah yang memberi tenaga bagi 16 LED yang diletakkan di helm. Cahaya dari LED ini cukup untuk mengendalikan neuron tertentu pada otak tikus.
Sumber :
techno.okezone.com
gallerydunia.com
A Short Description about youself
Any feedback, questions or ideas are always welcome. In case you are posting Code ,then first escape it using Postify and then paste it in the comments
0 comments: